Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

adik

Dik, Mengapa menangis? Ada kakak disini, menemani sepanjang hari Berhentilah menangis kasihan Bunda terlihat letih… Dik, Raga kakak memang tak sekuat jagoan Kakak belum bisa menggendong Adik Namun Kakak sanggup memeluk Adik hingga terlelap… Membuat Adik nyaman dan senang! Senyum dan tawa Adik membuat Kakak bahagia Wajah lucu Adik penghapus segala lelah Bunda Celotehan Adik bagai nyayian kedamain Dik, Kakak sayang Adik Kakak senang bermain dengan Adik Kakak senang membantu Bunda menjaga Adik… Bagi Kakak, Adik adalah hadiah terbaik dari Tuhan… *Terima kasih Tuhan, atas malaikat mungil yang Kau berikan…*

Kebenaran

kebenaran bagai samudra, semakin diarungi semakin tak berujung, membenarkan yang dan menyalahkan lalu, masuk dalam satu titian, lupakan titian lain, puluhan bacaan telah kuminum, ratusan penafsiran telah teguk, ribuan orang bijak telah dalami, jutaan kata bijak telah ku pahami. semua menjadi debu dalam pikiran, apakah yang sesuai dengan diri, benar, apakah untuk dianggap lebih, kita belajar, demi mendapat bahkan kukorbankan diri, memandang diri tak berilmu, namun ingin mendikte dan menggurui .., tumpah ruah dalam riuhnya debu dalam gelas, tak terselami, butakan warna asli. tak melakukan, namun ingin mencari, tak mengamalkan namun mengajar, kesesatan diri menjadi nyata, semua kebijaksanaan tak terumuskan. gundah diri menerpa hati, kebenaran semu dan hilang cahayanya, terlalu banyak mencari menimbulkan kesesatan diri, maka bergeraklah, amalkan dan pahami dari yang hakiki, itulah hidup.

kami dan mereka

Lidah kami penuh dengan luapan air kemunafikan, bibir kami penuh sedap-sedapan anggur, mereka menyukai nikmatnya dunia Jiwa kami dilimpahi oleh keinginan badani, mereka melakukan tanpa mempelajari, jiwa kami terkukup oleh nafsu dunia, mereka menikmati tanpa mengetahui. Sedap-sedapan kata ada pada kami, mereka menikmati kudapan kehancuran, pikiran serong kami genggam, mereka mencintai minuman keserakahan. Kami membuka mulut melawan hukum, mereka membuka mulut melawan langit, lidah kami penuh dengan bualan, lidah mereka penuh cawan cemoohan. Lemak penindasan kami punya dalam tubuh kami, daging keserakahan kepunyaan mereka, gemuk badan kami oleh kenginan, subur badan mereka oleh nafsu. Kami adalah untaian manusia dunia, kami adalah rangkaian manusia dunia, jiwa kami telah menjadi satu dengan dunia, jiwa kami telah merasuk dalam dunia. dunia ... ini dunia kami dan mereka yang penuh dengan umpalan hati tak sehat.... @rinnyeka

Kekuatanku

Saat ku sedih, dimana engkau hai sahabat, Saat ku jatuh, dimana engkau hai kawan, Dalam kesendirian ku menikmati kepahitan hidup, Dalam kepahitan hidup, kalian memberikan ku anggur cemoohan, saat ku minum anggur cemooan, kalian memberiku roti pengasingan, saat kumakan roti pengasingan, kalian membunuhku. Namun kalian tidak pernah puas, mungkin salah karena aku ada di hidup kalian, hatiku perih terkoyak sampai tak berbentuk lagi, bagaimana harus ku perbaiki hati ini. Siapakah yang masih peduli padaku, siapakah yang mau mendengarkan ocehan jiwaku, aku bagai anjing tak bertuan, bagai anjing yang diburu karena kenajisanku. Saat inilah kesendirianku, dalam kesendirian ini aku menemukan Terang dan Cahaya, Dia membelaiku, menyentuhku dan mengobatiku. Siapakah dia ini, begitu lembut, begitu sabar merawatku, aku tak mengenalnya, bahkan aku tak pernah melihatnya, Namun kelembutanya aku tahu sejak aku belum dilahirkan, ketulusanya aku tahu sejak aku belu